Pengertian, Jenis, dan Contoh Imbuhan dalam Bahasa Indonesia

Imbuhan atau afiks adalah kata yang ditambahkan pada kata dasar . Pengimbuhan pada kata bertujuan untuk mengubah kelas kata serta makna yang terkandung di dalamnya. 
Contoh imbuhan dalam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa jenis. Ada yang terletak pada bagian awal, tengah, akhir, dan mengapit kata dasar.
Imbuhan atau afiks adalah sisipan yang dibubuhkan pada sebuah kata.
Proses pemberian imbuhan atau afiksasi mengakibatkan perubahan bunyi, menghasilkan makna gramatikal, dan mengubah fungsi atau kelas kata.

  • Jenis dan contoh imbuhan
1. Awalan
Awalan atau prefiks adalah imbuhan yang diletakkan di bagian awal sebuah kata. Ada delapan macam prefiks bahasa Indonesia, yakni me-, di-, ber-, ke-, ter-, se-, pe-, ter-. Berikut contoh imbuhan awalan:
  • me- + menonton = menontoni

2. Sisipan
Sisipan atau infiks adalah imbuhan yang diletakkan di bagian tengah sebuah kata, seperti -e-, -em-, -er-, -el-. Berikut contoh imbuhan sisipan
  • gigi + (-er-) = gerigi

3. AkhiranAkhiran atau sufiks adalah imbuhan yang diletakkan di bagian akhir sebuah kata. Bahasa Indonesia memiliki tiga macam sufiks, yaitu -an, -kan, -i. Berikut contoh imbuhan akhiran:
  • jual + -an = jualan
4. Imbuhan bergabung
Imbuhan gabung atau konfiks merupakan gabungan antara awalan dan akhiran yang dibubuhkan secara langsung pada kata dasar. Contoh konfiks bahasa Indonesia antara lain: per-an, ber-an, di-i, peN-an, ke-an, me-kan, me-i, memper-i, memper-kan.

Fungsi pembubuhan konfiks adalah untuk mengubah kategori kata dasar verba menjadi kata benda. Selain itu, ketika menggunakan konfiks, kedua kata dasar yang telah dilekatkan imbuhan ditulis gabung. Berikut contoh penambahan gabung:
  • uji coba + me(n)-kan= mengujicobakan
Imbuhan serapan diambil dari bahasa Sansekerta, yakni imbuhan akhiran -man, -wan, dan -wati. Imbuhan akhiran ini memiliki fungsi membentuk kata benda.
Makna ketiga akhiran tersebut menyatakan ahli, memiliki pekerjaan, dan menyatakan memiliki sifat. Contohnya, seniman, sastrawan, peragawati.
Selain itu ada juga imbuhan -is yang memiliki dua fungsi yakni sebagai pembentuk kata benda dan pembentuk kata sifat dan imbuhan -isme dan -isasi yang berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Misalnya, nasionalisme, modernisasi, legalisasi, dan sebagainya.
Pola kata berimbuhan
Berikut beberapa hal mengenai pola kata berimbuhan yang perlu dipahami dengan imbuhan awalan atau prefiks.
  • Imbuhan me- yang dilekatkan dengan kata dasar berawalan fonem s, luluh menjadi meny- dan peny. Contohnya meny- + sapu= menyapu.
  • Imbuhan me- yang dilekatkan dengan kata dasar yang berawalan fonem -k, luluh menjadi meng- atau peng-. Contohnya meng- + kunci= mengunci.
  • Imbuhan me- yang dilekatkan dengan kata yang berawalan fonem p, luluh menjadi mem-. Contohnya me- + pesona= memesona.
  • Imbuhan me-/pe- yang dilekatkan dengan kata dasar yang berawalan fonem i, m, n, r, w, y, maka bentuknya tetap me- dan -pe. Contohnya me-+laut= melaut.
  • Imbuhan me-/pe yang dilekatkan dengan kata dasar yang berawalan fonem c, d, j, t, z, luluh menjadi men- dan pen-. Contohnya men-+curi= mencuri.
  • Imbuhan me-/pe- yang dilekatkan dengan kata dasar yang berawalan fonem b, f, p, v, luluh menjadi mem- dan pem-. Contohnya mem- + baca= membaca.
  • Imbuhan me- yang dilekatkan dengan kata dasar dengan fonem vokal a, i, u, e, o dan g, h, k, luluh menjadi meng- dan peng-. Contohnya meng-+arsir= mengarsir.

Comments